Minggu, 05 Mei 2013

Cinta Tak Harus Memiliki





~*~  Cinta Tak Harus Memiliki  ~*~





Khusus buat laki-laki nih bacaannya (wanita juga gpp sih)
Sudah menikah?
atau belum menikah?
Atau akan menikah?

Semoga tulisan berikut dapat menjadi pelajaran kepada kita bahwa



*** CINTA TAK HARUS MEMILIKI ***


Bagaimana perasaan kita jika pada suatu hari ingin melamar seorang gadis,
karena kita adalah orang pendatang

Maka, diperlukan-lah teman yang menemani kita untuk melamar gadis tersebut

Kita sudah membawa berbagai barang dan perhiasan untuk melamar gadis pujaan

Sesampainya di rumah calon mertua dan maksud melamar sudah tersampaikan,

Eeh … Sang wanita malah tertarik kepada teman kita, bukan pada kita

Bagaimana sikap Anda?
dan ini kisah nyata lho!!!

Silakan dibaca kisah menariknya berikut ini :




*
**
***
****
*****
******
*******
********



Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah

Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya


Tentu saja bukan sebagai kekasih,
Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat


Pilihan menurut akal sehat dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci


Tapi bagaimanapun …
Ia merasa asing di sini


Madinah bukanlah tempat kelahirannya

Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa

Madinah memiliki adat, rasa bahasa dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya


Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang


Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah


Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya,
Abu Darda'


"Subhanallaah... Walhamdulillaah"
Girang Abu Darda' mendengarnya

Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan

Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah


Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa


"Saya adalah Abu Darda', dan ini adalah saudara saya, Salman seorang Persia

Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya

Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah hingga beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya

Saya datang untuk mewakili saudara saya ini dengan maksud melamar putri Anda untuk dipersuntingnya"
fasih Abud Darda' bicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni


"Adalah kehormatan bagi kami"
ucap tuan rumah


"Menerima Anda berdua, shahabat Rasulullah yang mulia.
Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang shahabat Rasulullah yang utama,
Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada puteri kami"
Tuan rumah memberi isyarat ke arah hijab yang dibelakangnya



Sang puteri menanti dengan segala debar hati


"Maafkan kami atas keterus terangan ini"
kata suara lembut yang ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya


"Tetapi karna Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa puteri kami menolak pinangan Salman,
Namun jika Abu Darda' kemudian juga memiliki urusan yang sama,
Maka puteri kami telah menyiapkan jawab meng-Iyakan"


Jelas sudah


Keterusterangan yang mengejutkan

Ironis, sekaligus indah

Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar daripada pelamarnya!

Itu mengejutkan,
Tapi saya juga mengatakan indah karena satu alasan;

Yaitu
reaksi Salman

Bayangkan sebuah perasaan, di mana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati

Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran;
bahwa dia memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya


Mari kita dengar ia bicara



"Allahu Akbar!"
Seru Salman


"Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abu Darda', dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!"



********
*******
******
*****
****
***
**
*




Cinta tak harus memiliki
Dan sejatinya kita memang tak pernah memiliki apapun dalam kehidupan ini


Salman mengajarkan kita untuk meraih kesadaran tinggi itu di tengah perasaan yang berkecamuk rumit;
malu, kecewa, sedih, merasa salah memilih pengantar untuk tidak mengatakan...

Merasa dikhianati

Merasa berada di tempat yang keliru, di negeri yang salah dan seterusnya

Ini tak mudah

Dan kita yang sering merasa memiliki orang yang kita cintai,
mari belajar pada Salman

Tentang sebuah kesadaran yang terkadang harus kita munculkan dalam situasi yang tak mudah

Sergapan rasa memiliki terkadang sangat memabukkan

Rasa memiliki seringkali membawa kelalaian

Kata orang Jawa,
"Milik nggendhong lali"



♥♥♥
Referensi :
Kamis, 20 Oktober 2011
http://www.blog.suropeji.web.id/2011/10/cinta-tak-harus-memiliki.html?m=0
*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar