~*~ Berbicara Tentang Cinta ~*~
Anakku,
Begitu sering kau bicara tentang cinta
Cinta kepada istri
Cinta kepada anak
Cinta kepada agama
Cinta kepada bangsa
Cinta kepada filosofi
Cinta kepada rumah
Cinta kepada kebenaran
Cinta kepada Tuhan
Apakah isi, atau esensi, dari cintamu itu?
Kau bilang itu cinta suci, cinta sejati, cinta yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam, cinta sepenuh hati, cinta pertama...
Apakah benar begitu, anakku?
"ANAKKU,
mari kita bicara tentang cinta
Cinta apa yang kau miliki?"
Merasa diri ini memang belum paham apa makna cinta yang sebenarnya
akan aku dengarkan baik-baik setiap hikmah yang menyemburat seperti cahaya
Anakku, kamu harus membuka hatimu lebar-lebar
Agar bisa menangkap esensi cinta yang akan aku sampaikan
Simpan pertanyaanmu untuk nanti,
karena setiap pertanyaan itu terlahir dari akal
Seperti langit, akal melayang tinggi di atas bumi tempatmu berpijak
Dan kau pun akan jauh dari hati pijakanmu
Satu-satunya titik yang mampu menangkap esensi cinta
Lihat batang bunga mawar itu
Dia punya potensi untuk mempersembahkan bunga merah dan harum yang semerbak
Namun jika batang itu tak pernah ditanam,
Tak akan pernah mawar itu menghiasi kebunmu
Maka, hanya dengan membuka diri untuk tumbuhnya akar dan daunlah,
batang mawar itu akan melahirkan bunga mawar yang harum
Demikian juga dengan hatimu, anakku
Kau harus membukanya, agar potensi cinta yang terkandung di dalamnya bisa merekah, lalu menyinari dunia sekitarmu dengan kedamaian
Anakku, begitu sering kau bicara tentang cinta
Jadi
Apakah arti cinta bagimu, anakku?
Mungkin di desamu kau punya seekor kuda
Begitu sayangnya kau pada kuda itu
Setiap hari kau beri makan, minum, kau rawat bulunya, kau bersihkan, kau ajak jalan-jalan
Seolah kuda itu telah menjadi bagian dari hidupmu,
Seperti saudaramu
Kau mencintai kuda itu sepenuh hati
Namun, suatu ketika datang orang yang ingin membelinya dengan harga yang fantastis
Hatimu goyah dan kau pun menjualnya
Cintamu tidak sepenuh hati,
karena kau rela menjual cinta
Kau mencintai kuda, karena kegagahannya membuatmu bangga dan selalu senang ketika menungganginya
Namun, ketika datang harta yang lebih memberikan kesenangan
Kau berpaling.
Kau cinta karena kau mengharapkan sesuatu dari yang kau cintai
Kau cinta kudamu,
karena mengharapkan kegagahan
Cintamu berpaling kepada harta,
Karena kau mengharapkan kekayaan
Ketika keadaan berubah,
berubah pula cintamu
Kau sudah punya istri
Begitu besar cintamu kepadanya
Bahkan kau bilang,
Dia adalah pasangan sayapmu
Tak mampu kau terbang jika pasangan sayapmu sakit
Cintamu adalah cinta sejati,
sehidup semati
Namun, ketika kekasihmu sedang tak enak hati yang keseratus kali
Kau enggan menghiburnya
Kau biarkan dia dengan nestapanya
Karena sudah biasa
Ketika dia sakit yang ke 50 kali, perhatianmu pun berkurang
Tidak seperti ketika pertama kali kau bersamanya
Ketika dia berbuat salah yang ke 10 kali
Kau pun menjadi mudah marah dan kesal
Tidak seperti pertama kali kau melihatnya,
Kau begitu pemaaf
Kelak ketika dia sudah keriput kulitnya,
Akankah kau cari pengganti dengan alasan dia tak mampu mendukung perjuanganmu lagi?
Kalau begitu,
maka cintamu adalah cinta berpengharapan
Kau mencintainya
karena dia memberi kebahagiaan kepadamu
Kau mencintainya
karena dia mampu mendukungmu
Ketika semua berubah,
berubah pula cintamu
Kau punya sahabat
Begitu sayangnya kau kepadanya
Sejak kecil kau bermain bersamanya
hingga dewasa kau dan dia masih saling membantu, melebihi saudara
Kau pun menyatakan bahwa dia sahabat sejatimu
Begitu besar sayangmu kepadanya, tak bisa digantikan oleh harta
Namun suatu ketika dia mengambil jalan hidup yang berbeda dengan keyakinanmu
Setengah mati kau berusaha menahannya
Namun dia terus melangkah,
karena dia yakin itulah jalannya
Akhirnya, bekal keyakinan dan imanmu menyatakan bahwa dia bukan sahabatmu,
bukan saudaramu lagi
Dan perjalanan kalian sampai di situ
Kau mencintainya,
karena dia mencintaimu,
sejalan denganmu
Kau mendukungnya, mendoakannya, membelanya, mengunjunginya,
karena dia seiman denganmu
Namun ketika dia berubah keyakinan,
Hilang sudah cintamu
Cintamu telah berubah
Kau memegang teguh agamamu
Begitu besar cintamu kepada jalanmu
Kau beri makan fakir miskin
Kau tolong anak yatim,
Tak pernah kau tinggalkan ibadahmu dengan harapan kelak kau bisa bertemu Tuhanmu
Namun, suatu ketika orang lain menghina Nabimu
Kau pun marah dan membakar tanpa ampun
Apakah kau lupa bahwa jalanmu mengajak untuk mengutamakan cinta dan maaf?
Dan jangankan orang lain yang menghina agamamu,
saudaramu yang berbeda pemahaman saja engkau kafirkan, engkau jauhi, dan engkau halalkan darahnya
Bukankah Tuhanmu saja tetap cinta kepada makhluk-Nya yang seperti ini
Meskipun mereka bersujud atau menghina-Nya?
Kau cinta kepada agamamu,
tapi kau persepsikan cinta yang diajarkan oleh Tuhanmu dengan caramu sendiri
Anakku, selama kau begitu kuat terikat kepada sesuatu dan memfokuskan cintamu pada sesuatu itu
Selama itu pula kau tidak akan menemukan True Love
Cintamu adalah Selfish Love
Cinta yang mengharapkan
Cinta karena menguntungkanmu
Cinta yang akan luntur ketika sesuatu yang kau cintai itu berubah
Dengan cinta seperti ini kau ibaratnya sedang mengaspal jalan
Kau tebarkan pasir di atas sebuah jalan untuk meninggikannya
Lalu kau keraskan dan kau lapisi atasnya dengan aspal
Pada awalnya tampak bagus, kuat dan nyaman dilewati
Setiap hari kendaraan lewat di atasnya
Dan musim pun berubah,
ketika hujan turun dengan derasnya dan truk-truk besar melintasinya
Lapisannya mengelupas dan lama-lama tampak lah lobang di atas jalan itu
Cinta yang bukan True Love adalah cinta yang seperti ini
Yang akan berubah ketika sesuatu yang kau cintai itu berubah
Kau harus memahami hal ini, Anakku
Sekarang lihatlah,
bagaimana Tuhanmu memberikan cinta-Nya
Dia mencintai setiap yang hidup
Dengan cinta (rahmaniyyah) yang sama,
tidak membeda-bedakan
Manusia yang menyembah-Nya dan manusia yang menghina-Nya
Semua diberi-Nya kehidupan
Kekuasaan-Nya ada di setiap yang hidup
Dia tidak meninggalkan makhluk-Nya, hanya karena si makhluk tidak lagi percaya kepadanya
Jika Dia hanya mencintai mereka yang menyembah-Nya saja,
Maka Dia pilih kasih
Dia memberi cinta yang berharap, mencintai karena disembah
Dia tidak begitu,
dia tetap mencintai setiap ciptaan-Nya
Itulah "True Love"
“Cinta yang tak pernah berubah, walau yang dicintai berubah”
Itulah cinta kepunyaan Tuhan
Anakku, kau harus menyematkan cinta sejati ini dalam dirimu
Tanam bibitnya
Pupuk agar subur
Dan tebarkan bunga dan buahnya ke alam sekitarmu
Dan kau perlu tahu, anakku
Selama kau memfokuskan cintamu pada yang kau cintai
Maka selama itu pula kau tak akan pernah bisa memiliki cinta sejati, True Love
Cinta sejati hanya kau rasakan,
ketika kau melihat Dia dalam titik pusat setiap yang kau cintai
Ketika kau mencintai istrimu,
bukan kecantikan dan kebaikan istrimu itu yang kau lihat
Tapi yang kau lihat
"Ya Allah!
Ini ciptaan-Mu, sungguh cantiknya.
Ini kebaikan-Mu yang kau sematkan dalam dirinya"
Ketika kau lihat saudaramu entah yang sejalan maupun berseberangan
Kau lihat pancaran Cahaya-Nya dalam diri mereka yang tersembunyi dalam misteri jiwanya
Kau harus bisa melihat Dia dalam setiap yang kau cintai,
Setiap yang kau lihat
Ketika kau melihat makanan,
kau bilang
"Ya Allah, ini makanan dari-Mu.
Sungguh luar biasa!"
Ketika kau melihat seekor kucing yang buruk rupa
Kau melihat kehidupan-Nya yang mewujud dalam diri kucing itu
Ketika kau mengikuti sebuah ajaran,
Kau lihat Dia yang berada dibalik ajaran itu,
Bukan ajaran itu yang berubah jadi berhalamu
Ketika kau melihat keyakinan lain,
Kau lihat Dia yang menciptakan keyakinan itu
Dg segala rahasia dan maksud yang kau belum mengerti
Ketika kau bisa melihat Dia,
kemanapun wajahmu memandang
Saat itulah kau akan memancarkan cinta sejati kepada alam semesta
Cintamu tidak terikat & terfokus pada yang kau pegang
Cintamu tak tertipu oleh baju filosofi, agama, istri dan harta benda yang kau cintai
Cintamu langsung melihat titik pusat dari segala filosofi, agama, istri dan harta benda,
dimana Dia berada di titik pusat itu
Cintamu langsung melihat Dia
Dan hanya Dia yang bisa memandang Dia
Kau harus memahami ini, anakku
Maka, dalam dirimu hanya ada Dia,
hanya ada pancaran cahaya-Nya
Dirimu harus seperti bunga mawar yang merekah
Karena hanya saat mawar,
merekah lah akan tampak keindahan di dalamnya,
Dan tersebar bau wangi ke sekitarnya
Mawar yang tertutup,
Yang masih kuncup,
ibarat cahaya yang masih tertutup oleh lapisan-lapisan jiwa
Apalagi mawar yang masih berupa batang
Semakin jauh dari terpancarnya cahaya
Bukalah hatimu
mekarkan mawarmu
Anakku, hanya jiwa yang telah berserah diri sajalah yang akan memancarkan cahaya-Nya
Sedangkan jiwa yang masih terlalu erat memegang segala yang dicintainya,
Akan menutup cahaya itu dengan berhala filosofi, agama, istri dan harta benda
Lihat kembali, anakku
Akan pengakuanmu bahwa kau telah berserah diri
Lihat baik-baik,
teliti dengan seksama
Apakah pengakuan itu hanya pengakuan sepihak darimu?
Apakah Dia sudah membenarkan pengakuanmu?
Ketika kau bilang
"Allahu Akbar"
Apakah kau benar-benar sudah bisa melihat ke-"akbar"-an Dia dalam setiap yang kau lihat?
Jika kau masih erat mencintai berhala-berhalamu
Maka sesungguhnya jalanmu menuju keberserahdirian masih panjang
Jalanmu menuju keber-"Islam"-an masih jauh di depan
Kau masih harus membuka kebun bunga mawar yang terkunci rapat dalam hatimu
Dan hanya Dia-lah yang memegang kunci kebun itu
Mintalah kepada-Nya untuk membukanya
Lalu, masuklah ke dalam taman mawarmu
Bersihkan rumput-rumput liar di sana,
Gemburkan tanah, sirami batang mawar, halau jauh-jauh ulat yang memakan daunnya
Kemudian, bersabarlah ...
Bersyukurlah ...
Dan bertawakkal-lah ...
Insya Allah,
Suatu saat,
Jika kau melakukan ini semua,
Mawar itu akan berbunga,
Lalu merekah menyebarkan bau harum ke penjuru istana
Semoga Allah membimbingmu, Anakku
Ada sebuah hadis yang cukup masyhur di kalangan kita, berupa doa Rasulullah Saw,
اَللّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ حُبَّكَ . وَ حُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ . وَ حُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ …
Ya Allah, Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu cinta-Mu… Dan kecintaan kepada orang-orang yang mencintai-Mu… Dan kecintaan kepada amal yang bisa mendekatkan diri pada kecintaan-Mu…
♥♥♥
Referensi :
Selasa, 09 Desember 2008
http://addaani2008.wordpress.com/2008/12/09/perlukan-cinta-melandasi-sebuah-pernikahan/
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar